Barapen atau Bakar batu? Simak Informasinya

Mengenal Tradisi Barapen 



Barapen atau Bakar batu adalah salah satu tradisi yang ada di Papua baik yang di daerah pegunungan maupun daerah pesisir pantai.

Tujuan 

Bakar batu sering di lakukan bersama dengan tujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan,menyambut kabar bahagia seperti Kelahiran,adanya perkawinan,masuk rumah baru,natal bersama,dll.

Upacara bakar batu juga menjadi simbol kesederhanaan masyarakat Papua dalam menjunjung persamaan hak, kekompakan, keadilan, kebersamaan, ketulusan, kejujuran, dan keikhlasan yang membawa pada perdamaian.

Makanan 

Barapen atau bakar batu artinya bukan hanya Bakar batu saja namun ada makanan yang di masak seperti Daging (Babi dan Ayam),Sayur-sayuran,Ubi-ubian (Petatas/ubi Jalar,Keladi, Singkong ).










Daging 



 



Sayur- Sayuran 






Petatas/Ubi Jalar 








Keladi 






Singkong 

Keunggulan 

  • Bisa Kumpul Bersama dengan keluarga,teman maupun orang-orang sekitar.
  • Cara masak yang berbeda sehingga banyak yang tertarik untuk melihat dan mencobanya.

Teknik-teknik Memasak 

  • Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan batu lalu dibakar dengan kayu sampai batu berwarna merah membara.
  • Sambil menunggu batu dibakar, mereka biasanya menyiapkan lubang yang cukup dalam untuk wadah dalam proses pembakaran. 
  • Setelah terbakar, batu dimasukkan ke dalam lubang yang telah digali dengan beralaskan daun pisang dan alang-alang. 
  • Kemudian dialaskan lagi dengan dedaunan, lalu dimasukkan daging. Para warga setempat biasanya menggunakan daging babi dan ayam. 
  • Sesudahnya, letakkan dedaunan sebagai penutup daging tersebut, dan diletakkan lagi bebatuan panas tersebut di atasnya. 
  • Lapisan berikutnya tetap dengan daun sebagai alas yang kemudian sebagai tempat diletakkannya ubi-ubian,maupun sayur-sayuran. 
  • Lalu ditutup lagi dengan dedaunan yang ditindih dengan bebatuan panas yang dibakar sebelumnya.
  • Untuk menutup bebatuan dan bahan masakan yang sudah dimasukkan, diletakkan lagi dedaunan baik daun pisang, alang- alang maupun daun lainnya yang cukup lebar untuk menutupi dan kemudian ditindih lagi dengan kayu agar panas dari bebatuan tetap terjaga.
  • Proses ini memakan waktu 3 sampai 4 jam, setelah itu barulah semua dibuka sesuai dengan urutan lapisan dan siap dihidangkan di wadah baru yang bersih untuk dinikmati bersama.














Sumber gambar :

  • https://www.alonesia.com/pariwisata/pr-1914307628/masih-sangat-kental-akan-budaya-5-tradisi-unik-di-tanah-papua-yang-jarang-terekspos?page=3
  • https://www.orami.co.id/magazine/upacara-bakar-batu
  • https://www.datatempo.co/foto/detail/P1512201400058/acara-bakar-batu-mahasiswa-papua-di-makassar
  • https://m.republika.co.id/berita/o05uug219/presiden-pesta-bakar-batu-bersama-masyarakat-wamena
  • https://pasarrakyatbali.com/id/products/keladi-taro-root-kg
  • https://www.kompas.com/sains/read/2022/05/09/090300623/cara-mengonsumsi-singkong-agar-gizinya-tak-hilang?page=all
  • https://griyagawe.wordpress.com/2014/12/15/bakar-batu-makan-bersama-ala-papua/






Komentar